Terkait Pembebasan Lahan Warga di Kec Sukmajaya Kota Depok Terjadi Penekanan Harga Dengan Semaunya Versi Tim Panitia UII : Terkait Pembebasan Lahan Warga UII di Kec Sukmajaya Kota Depok Terjadi Penekanan Harga Dengan Semaunya Versi Tim Panitia

 

Terkait Pembebasan Lahan Warga di Kec Sukmajaya Kota Depok Terjadi Penekanan Harga Dengan Semaunya Versi Tim Panitia UII : Terkait Pembebasan Lahan Warga UII di Kec Sukmajaya Kota Depok Terjadi Penekanan Harga Dengan Semaunya Versi Tim Panitia

 Terkait Pembebasan Lahan Warga di Kec Sukmajaya Kota Depok  Terjadi Penekanan  Harga Dengan Semaunya  Versi Tim Panitia UII : Terkait Pembebasan Lahan Warga UII di Kec Sukmajaya Kota Depok  Terjadi Penekanan  Harga Dengan Semaunya  Versi Tim Panitia

Depok, SI

Sejumlah warga  Jalan Juanda Cisalak Pasar Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, yang menempati lahan tanah Garapan RRI {Deppen} akhir-akhir ini merasa  bimbang dan resah, karena lahan tersebut akan digunkanan oleh Pemerintah untuk membangun Universitas Islam Indonesia {UII}. Hal tersebut disampaikan salah seorang warga bernama Ning selaku pemilik lahan Garapan yang sudah puluhan tahun  menempati lahan tersebut, dengan  luas tanahanya kurang lebih 800 meter persegi, dimna Ia beli tanah tersebut sebesar Rp.83Juta sekiatar 20 tahun yang lalu.

Ning meresa resah dan tidak tahu lagi mengadukan nasipnya tersebut kepada siapa, sebab Tim Pembebas Lahan Tanah RII tersebut dengan seenaknya mematok harga serendah-rendahnya kepada warga pemilik lahan, dengan alasan bahwa tanah yang ditempati tersebut adalah tanah negara, jadi negara berhak untuk mengambil alih tanah tersebut  digunakan untuk membangun Universitas Islam Internasional Indonesia {UIII}.

Menurut Ning memang benar bahwa semua tanah yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia {NKRI} adalah milik negara, tapi jangan dengan alasan tersebut negara dengan sewenag-wenang menggusur rakayatnya. Kalau memang ada penggusuran untuk digunakan lahan tersebut silahkan saja, tapi negara harus menganti rugi dengan harga yang pantas. Sebab kami para warga akan keluar dari lahan UII  tersebut, tentu kami akan mencari tempat  tnggal rumah yang baru sebagai tempat tinggal kami, maka kami butuh biaya untuk beli rumah dari hasil penggusuran tersebut.

Lanjutnya, coba dibayangkan bahwa tanah dan rumah kami hanya dihargai dengan sebesar Rp.58 Juta, padahal luas tanah kami sekitar 800 meter persegi, belum lagi harga rumah dan harga tanaman pohon keras  yang kami tanam sejak puluhan tahun yang lalu, maka Tim Panitia Pembebasan Lahan tidak manusiawi, kami anggap bersikap Zolim.

Presiden Jokowi yang tadinya merupakan kader PDIP selalu mengatakan bahwa Wong Cilik kita hormati dan tidak akan menyengsarkan kaum wong cilik. Namun faktanya saat ini Presiden Joko Widodo sudah berpaling dan tidak mau tahu lagi dengan Masyarakat kecil alias kaum wong cilik, Joko Widodo hanya memikirkan kelompoknya saja,  dan kami warga Garapan ini merasa ditindas dengan  Tim pemebebasan lahan menentukan harga dengan seenakna saja.

Bahkan kami selaku warga wong cilik bingung dan was-was dengan adanya Gedung bangunan di lokasi UII tersebut dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan mantan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla {JK}. Maka hal itu kami anggap sebagi penekanan atau itimidasi terhadap rakyat dengan membuat nama kedua tokoh bangsa tersebut. Pertnyaan kami, apakah kedua nama tokoh bangsa tersebut mengetahui hal itu Namanya dicatut dilokasi lahan tersebut?. Tentu hal tersebut tidka berupa fitnah silahkan saja  tim dari kepresidenan datang langsung kelapangan UII untuk meengeceknya.

Sementara itu, para warga Garapan berharap Tim Pembebas Lahan UII tersebut agar taransparan jangan mencari kruntungan diatas penderitaan rakyat. Kami berharap agar Komisi Pembrantasan Korupsi {KPK} segear turun tangan untuk memantau ke Lokasi lahan UII, agar segera memeriksa para Tim Pembeasan Lahan, termasuk dari Kantor Badan Pertanahan Nasional {BPN} yang merupakan slah satu Tim, serta apparat dari Pemerintah Kota Depok, yang kami anggap ikut bermain dengan menekan harga serendah rendahnya kepada wagra yang menempati lokasi lahan  tersebut, imbuhnya warga tersebut{dip/red}