Dengan Modus Proyek Invesasi Asuransi Karyawan : KPK harus Tindak Lanjuti Kasus Pencucian Uang di Tubuh PDAM Tirta Asasta Kota Depok
Depok, SI
Adanya dugaan korupsi kasus tindak pidana penucucian uang (TPPU) di tubuh BMUD
PDAM Tirta Asasta Kota Depok, telah dilaporkan oleh LSM Anti Korupsi bernama LSM Forum Wartawan
Jakarta (FWJ) oleh Ketuanya Forum bernama Mustofa Hadi Karya alias Opan
Laporan FWJ tersebut
adalah dengan Nomor Laporan/pengaduan
09/III/LA-FWJ/JKT/2021, tertanggal 12 Maret 2021. Yang dilaporkan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut adalah Dirut PDAM Tirta Asasta Kota Depok
bernama Muhammad Olik, terkait adanya dugaan Pencucian Uang (Maoney Loudry)
terkait proyek dan asuransi karyawan.
Kata Opan, “ Kami
menerima banyak laporan dan bukti atas dosa-dosa Dirut PDAMMohammad Olik, bukti-buktinya telah resmi kami laporkan ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Nomor Laporan/pengaduan
09/III/LA-FWJ/JKT/2021, tertanggal 12 Maret 2021. “Kata Opan di Jakarta
beberapa waktu lalu.
Menurut Opan, “ Disini kami melihat adanya sebuah permainan
berbentuk investasi dibidang asuransi untuk pegawai PDAM Tirta Asasta yang di
pimpin oleh Direktur Utama Muhamad Olik” ucapnya
Opan melanjutkan,
sebagai illustrasi, ia mengungkapkan adanya dana asuransi yang dimainkannya
disalah satu asuransi ternama, dan kemungkinan tidak dilaporkan oleh Direktur
Utama PDAM Tirta Asasta Muhamad Olik kepada public.
Illustrasinya modusnya
adalah dengan alibi seperti untuk
memback up para pegawai yang pensiun dan belum dibayarkan oleh perusahaan
asuransi tersebut, namun dalam pelaksanaannya hanya isapan jempol belaka, jadi
adalah merupakn suatu kejahatan White Colar Crime (kejahatan Kerah Putih.
Dengan adanya laporan
tersebut kepada pihak KPK beberapa waktu lalu,, diharapkan agar KPK serius
melakukan penyidikan, hingga ke Pengadilan Tipikor di Bandung, KPK jangan
main-main, akalu sudah ada laporan daru bukti-bukti sudah diserahkan, lalu
kenapa KPK tidak melanjutkan penyidikan tersebut? Ada apa dengan KPK dibawah
kepemimpina Firly Dahuri, apakah sudah terjadi delapan enam (86), tolong
dijelaskan kepada public, ucap Forbes WD dengan tegas (dip/red)