KPK Harus Segera Periksa Pejabat Pemprov Jabar : Batuan Dana Pokir Sudah Menyeret 3 Anggota DPRD Jabar
Bandung, SI
Kasus dugaan korupsi Banprov
Jabar yang sudah menyeret tiga anggota DPRD Jabar menjadi tersangka, sebab
kasus korupsi ini disinyalir akan terus
dikembangkan. Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengisyaratkan
akan memeriksa pihak eksekutif (pemprov) Jabar terkait sejauh mana
keterlibatannya.
Pemprov Jabar yang diduga ikut andil dalam menggelontorkan dana kepada pihak DPRD yang dikemas dalam pokok pikiran (pokir) anggota dewan. Pernyataan KPK itu tidak main-main, pasalnya langsung dikemukakan oleh Ketua KPK Firli Bahuri yang dilansir dibeberapa media massa di Jakarta. "KPK memberikan perhatian terhadap perkara korupsi. KPK sangat merespons dugaan perkara korupsi yang terjadi berbagai pihak baik eksekutif maupun legislatif termasuk di Jabar," kata Ketua KPK Firli Bahuri seperti dilansir beberapa media massa Senin 14 Juni 2021 lalu, sebagaimana dilansir dari Desk Jabar.
Menanggapi langkah KPK tersebut, Ahli hukum pidana DR Musa Darwin Pane mengapresiasi langkah KPK, juga sekaligus meminta KPK segera mewujudkannya untuk memeriksa pihak eksekutif dalam hal ini para pejabat pemprov Jabar yang terlibat."Saya setuju
dengan KPK yang akan mengusut dugaan korupsi mega proyek di DPRD. Namun,
penegakkan hukum harus berkeadilan. KPK untuk segera mewujudkan memeriksa pihak
eksekutif," ucap Musa kepada wartawan 15 Juni 2021 lalu.
Musa yang juga Pengajar
Hukum Pidana Unikom Bandung menilai dalam perkara tersebut, keterlibatan
eksekutif sangat dimungkinkan. Sehingga, kata dia, KPK perlu cermat untuk
mengusut tuntas kasus itu.
"Karena dalam
perkara korupsi demikian, kemungkinan besar ada dua oknum yang saling
bekerjasama di antara eksekutif dan legislatif. Karenanya, KPK harus adil,
cermat memeriksa semua pihak terkait," tuturnya.
Hal yang sama juga
dikatakan Agus Satria, Bidang Investigasi LSM Manggala Garuda Putih. Agus
Satria ikut menyoroti rencana KPK tersebut. Ia pun mengapresiasinya dan
berharap penanganan dilakukan secara menyeluruh termasuk pihak eksekutif ikut
diperiksa.
Ia mengapresiasi
pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri yang secara tegas menyatakan pihaknya tak
akan tebang pilih dalam penegakan hukum, termasuk yang menyangkut dengan dugaan
korupsi di DPRD Jabar.
"Kami mendorong
KPK untuk tegas dan juga bisa mengungkap kemungkinan terlibatnya pihak
eksekutif dalam kasus di DPRD Jabar itu. Kami menduga kasus ini tak cuma
terjadi di proyek yang ada di Indramayu, tapi juga daerah lainnya. KPK harus
benar-benar objektif mengungkap semuanya," terang Agus.
Sebelumnya, mahasiswa
yang tergabung dalam GMKI, KAMMI, PMKRI, HMI, dan HIKMAHBUDI mendesak Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas kasus dugaan korupsi mega proyek di
DPRD Jabar.
Ketum HMI Badko Jawa Barat Khoirul Anam mengatakan pihaknya minta atensi khusus kepada KPK agar kejadian OTT terkait Banprov di Kabupaten Indramayu tidak terjadi di kota kabupaten lain di Jabar. "Kasus sudah di-handle oleh KPK, dari zaman OTT Bupati di Indramayu. Cuma, penanganannya kalau kita lihat terpolarisasi. Kedua, tidak ada evaluasi baik di DPRD untuk mengevaluasi sistem dalam pokok-pokok pikiran. Kalau dari kita minta atensi khusus dari KPK karena pola tersebut objeknya di Indramayu dan itu memungkinkan terjadi di kota/kabupaten lain," katanya.
KPK merespons hal
tersebut. KPK sudah menerima atensi terkait adanya kasus dugaan korupsi
megaproyek di DPRD Jawa Barat (Jabar). KPK berkomitmen untuk menuntaskan dugaan
korupsi tersebut tanpa pandang bulu. "KPK tetap berkomitmen untuk menuntaskan
perkara korupsi tersebut, siapa pun pelakunya," imbuh Firli.(dip/red)