Terkait Ucapan Wartawan Bodrek : Sebaiknya Wartawan Jangan Hanya Memojokkan Posisi Bupati Bogor Saja
Cibinong SI
Adanya ucapan atau perkataan dengan sebupatn “wartawan bodrek”
oleh Bupati Bogor Ade Yasin saat acara Rebo Keliling di Kecamatan Kelapa
Nunggal Kab Bogor beberapa waktu lalu,
terkait degan keberadaan wartawan bodrek yang meresahkan kalangan Kades di
wilayah Kab Bogor, hal itu berkaitan adanya oknum wartawan yang diduga melakukan
pemerasan terhadap kades, maka saat ini Bupati Bogor meninggung terkait dengan keberadaan wartawan Bodrek
yang meresahkan para kades di Kab Bogor. Namun rupanya ucapan Wartawan Bodrek
oleh Bupati Bogor itu saat ini menjadi bola liar untuk memojokkan Bupati
Bogor Ade Yasin yang juga ketua DPW PPP
Jabar tersebut.
Akhirnya beberapa
wartawan di Kab Bogor juga memberikan tanggapan dan penilain yang bersifat obyektif
terkait dengan Ucapan Wartawan Bodrek oleh Bupati Bogor tersebut. Salah satunya
bernama Jellino S dari waartawan Metro
Indonesia akhirnya turut memberikan tanggapannya, agar tidak di manfaatkan oleh
pihak-pihak lain sebagai tunggangan.
Saya s sudah jadi
wartawan di Bogor Raya ini kurang lebih 30 tahun lamanya, saya tidak
tersinggung kalau ada ucapan wartawan bodrek, karena saya memang wartawan
menulis bukan bodrek, yang konotasinya memusingkan kalangan oknum pejabat
tertentu. Jadi kalau memang ada yang tidak puas dengan pernyataan Bupati Bogor
tersebut, ya lebih baik kita buatkan pemberitaan ketidak puasan kita itu lewat pemberitaan,sebab
itulah hakiki seorang wartawan dan biarlah masyarakat yang menilainya.
Jadi kita bersikap
profesioanal saja, janganlah menhubung-hubungkan kesana kemari, sebab bisa saja
Bupati Bogor mendapatkan informasi yang tidak akurat, atau ada pembisiknya
bupati bogor alias sengkuni, terkait dengan posisi salah seorang kades yang
tersancam posisinya karena adanya dugaan korupsi terkait dengan pengelolaan
dana desa, yang memang banyak bermasalah, sehingga mau berlindung diteketiak
Bupati Bogor, ucap Jellino.
Lanjut Jellino, terkait
dengan ucapan Bupati dengan menyebut Wartawan Bodrek tersebut, maka secara
pribadi saya tidak risih dan juga tidak
resah, karena saya tidak merasa wartawan bodong alias bodrek , sebab saya punya
legalitas, lalu ngapain saya harus marah dan ikut-ikutan aksi demo untuk
memojokkan Bupati Bogor.
Namun menurut wartawan
asal Sumatra Utara tersebut, kecuali, misalnya kalau Bupati Bogor menyerang
pribadi wartawan, maka saya akan tersinggung dan marah. Demikian pula saya juga
tidak setuju kalau wartawan akhirnya juga menyerang pribadi Ade Yasin selaku
bupati bogor, maka hal itu yang jelas sudah tidak sesuai lagi dengan kade etik
jurnalistik.
Intinya Jellino
menekankan, agar kita tidak memenuhi terkena unsur ucapan ‘wartawan bodrek’
atau CNN dan Gerandong, maka sebaiknya sebagai wartawan menunjukkan
aktivitasnya dalam bentuk berita sebagai
profesinya, karena wartawan itu bukan LSM atau Ormas.
Maka ibarat pepatah
mengatakan bahwa pohon itu akan terlihat
dari buahnya, maka wartawan tersebut terlihat dari pemberitannya. Jadi saya
tidak merasa tersinggung dengan ucapan Bupati Bogor tersebut. Saya mengatakan
hal itu bukan karena saya dibayar oleh Bupati Bogor, atau saya ini diberikan
oleh sejumah proyek oleh Kadis PUPR Kab Bogor, saya murni mengatakan ini agar
tidak ada suatu kerancuan atau pemahaman yang salah terkait dengan Ucapan
Bupati bogor itu.
Oleh sebab itu, karena
saya tidak memenuhi unsur yang dikatan sebutan wartawan bodrek tersebut. Maka
kalau ada yang merasa tersinggung dengan ucapan Bupati Bogor tersebut, maka
sebaiknya lakukan saja langkah mekanisme upaya hukum, dengan melaporkan
permasalahan tersebut ke ranah hukum, jangan dipolitisasi, karena wartawan itu
profesi bukan LSM ataupun politisi, imbuhnya. (dip/red)