Bupati
Bogor Minta DKI Jakarta Dilockdown :
Pemkab
Bogor Gelontorkan Rp.80 Miliar untuk Tangani Virus Corona
Cibinong, SI
Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Bogor menggelontorkan anggaran sebesar Rp80 miliar untuk penanganan
virus corona di Bumi Tegar Beriman.
Bupati Bogor Ade Yasin
mengatakan, anggaran tersebut bersumber dari pergeseran anggaran yang ada di
dinas-dinas di APBD Tahun 2020.
Untuk pencairannya,
dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama dicairkan sebesar Rp20 miliar untuk
kebutuhan yang sifatnya mendesak. “Persiapan anggaran kita siapkan Rp80 miliar.
Tahap pertama Rp20 miliar untuk yang mendesak seperti alat pelindung diri (APD)
untuk tenaga medis dan lainnya,” ujar Ade Yasin usai Rapat Koordinasi Pimpinan
Daerah untuk Penanganan Wabah Virus Corona di Gedung Tegar Beriman Cibinong,
(23/3).lalu.
Sisanya, Ade Yasin
melanjutkan, bisa dicairkan secara bertahap. Yang jelas, pencairan bisa dilakukan
tak lebih dari satu minggu. “Seminggu kemudian juga sudah bisa dicairkan.
Sumbernya dari pergeseran anggaran yang ada di dinas-dinas,” terangnya.
Sementara itu, Ketua
DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto mengaku mendukung kebijakan anggaran yang
diambil Pemkab Bogor untuk penanganan virus corona.
Menurutnya, banyak
anggaran dinas yang bisa digeser untuk penanganan corona. Contohnya anggaran
rapat-rapat dan perjalanan dinas karena kedua kegiatan tersebut memang tidak
diperbolehkan selama pandemi corona masih menyerang. “Segera geser APBD,
khususnya terkait anggaran pelatihan di dinas. Karena kan sudah jelas instruksinya
tidak boleh mengumpulkan massa dalam jumlah banyak, berarti anggaran pelatihan
bisa digeser dan potensi nya akan cukup besar,” kata Rudy.
Bahkan, ia mengaku siap
menyetujui jika nantinya ada penambahan anggaran untuk penanganan corona. Bagi
Rudy, kebijakan anggaran ini penting didukung agar penanganan corona bisa
maksimal. “Anggaran jangan pakai sisa BTT, jangan ditunda lagi. Hari ini
pemerintah daerah menganggarkan dan besok akan langsung disetujui oleh DPRD.
Kita bisa dapatkan ratusan miliar dari pergeseran anggaran, jangan pakai
maksimal atau minimal, karena kalau sekarang tidak mengambil kebijakan
anggaran, ekonomi kita akan hancur,” tandasnya. (Andi/Diskominfo Kabupaten
Bogor)
Sementara itu, Bupati
Bogor Ade Yasin, sebelumnya mengatakan, wilayah Kabupaten Bogor kini menjadi
episentrum pandemi Covid-19 di Jabodetabek. Di masa-masa sulit wabah virus
corona ini, Ade meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengeluarkan
kebijakan lockdown atau karantina wilayah. Terlebih, penyebaran virus corona
sebagian besar dipicu dari gelombang kedatangan orang Jakarta ke Bogor.
"Pasien di Kabupaten Bogor itu rata-rata datang dari Jakarta," ucap
Ade usai melakukan rapat koordinasi penanganan virus Covid-19 dengan Wakil Wali
Kota Bogor Dedie A Rachim di Rumah Dinas Wali Kota Bogor di Jalan Pajajaran,
Kota Bogor, Jawa Barat, (29/3/2020)lalu.
Dua kepala daerah ini
pun sepakat untuk meminta wilayah Jakarta lebih dulu melakukan lockdown dan
nantinya wilayah Bogor akan menyesuaikan. Ade menjelaskan, Bogor sebagai
penyangga ibu kota memiliki banyak pintu perbatasan yang bisa menambah
penyebaran virus corona. Perlu kiranya Kota Bogor dan Kabupaten Bogor saling
terkoneksi dalam mensinkronkan langkah-langkah yang akan ditempuh sebagai upaya
memerangi virus corona. "Dari pembicaraan tadi, kalau Bogor harus
lockdown, Kabupaten bogor terutama pintu masuknya ada ratusan. Kalau harus melockdown
berapa orang personel yang dibutuhkan? Kesimpulannya saya mengimbau untuk
lockdown di Jakarta dulu," ungkapnya. "Kalau lockdown di Jakarta
mudah-mudahan bisa menekan jumlah pasien positif. Terlalu berat bagi kami di
wilayah masing-masing. Jadi ketika Jakarta duluan dilockdown kita akan mungkin
menyesuaikan," sambung dia.
Ketua DPW Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengaku, jika Kota Bogor dan Kabupaten Bogor
mendahulukan lockdown, tentu hasilnya akan sia-sia.
Pasalnya, kata dia,
akan tetap banyak warga dari Bogor yang harus melakukan aktivitasnya ke Jakarta
setiap hari, begitu pun sebaliknya.
Ade mengaku bahwa opsi
ini untuk mengantisipasi hal yang akan terjadi ke depannya, karena wilayah
Bogor sangat terkoneksi dengan Jakarta.
"Kalau kita
lockdown duluan tapi Jakarta tidak, orang-orang akan berbodong-bondong ke sini.
Jadi kita sepakat dengan Kota Bogor dan setelah itu baru kita berpikir mengatur
strategi untuk kemudian melakukan hal yang sama tapi mungkin tidak seperti
Jakarta. Tapi minimal kita menjaga pintu-pintu masuk yang punya potensi besar
wabah ini masuk ke kota dan kabupaten," ucap Ade.
Sebelumnya diberitakan,
Bupati Bogor Ade Yasin menyebut bahwa pasien baru positif corona tersebar di
empat kecamatan, yakni, Bojonggede, Gunung Putri, Cibinong dan Cileungsi.
Ia mengaku bahwa
sebagian besar kasus virus corona di wilayahnya dipicu dari gelombang
orang-orang dari Jakarta.
Untuk meminimalisasi
penyebaran virus corona, Ade telah memberlakukan pengawasan ekstra ketat di
setiap desa bekerja sama dengan Polri, TNI dan Satpol-PP. Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Bogor menerapkan wajib melapor pada RT atau pun RW setempat satu kali
24 jam. Ia khawatir para pendatang dari Jakarta atau pun dari luar daerah
lainnya akan membawa carrier sehingga menambah penularan pandemi Covid-19.
"Kita berlakukan tamu 1x24 jam lapor ke RT RW. Ini harus diawasi secara
ketat karena khawatir juga gelombang kepulangan dari jakarta (pulkam). Karena
rata-rata yang kena itu tertular di Jakarta ( membawa carrier). Itu dari
beberapa kasus ya, dan tentu ini barang kali yang harus diperketat," ungkapnya,
beberapa waktu lalu. (dip/adv)