Harus
Taransparan Terkait Penanganan Rehabilitasi :
BNN
Kota Depok Disorot Publik Kinerjanya Terkait
Pemberantasan Narkoba
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok AKBP Rusli Lubis.
Depok,
SI
Wali Kota Depok M Idris
beberapa waktu lalu geram karena ada kabar yang menyebut kampung narkoba
terbanyak se-Jawa Barat ada di Kota Depok.
Idris meminta polisi mencari tahu siapa yang menyebarkan kabar tersebut. "Saya
sudah cek dan data itu sedang dicek oleh BNN (Kota Depok), mereka sedang cek
dari mana data ini," kata Idris kepada wartawan di Balai Kota Depok, Jalan
Margonda Raya, Depok, beberapa waktu lalu.
Idris mengatakan
pihaknya sudah meng-crosscheck informasi tersebut ke BNN pusat. Idris
mengatakan BNN pusat telah menjawab dan membantah informasi tersebut. "Jadi
saya tanyakan ke BNN dan BNN juga nggak tahu, katanya ini pernyataan (BNN)
pusat, pusat ditanya sama Rusli (Ketua BNN Depok) katanya ini ada dari pusat
begini, terus nggak benar kata BNN pusat, kita nggak pernah buat pernyataan ini
gitu," lanjutnya.
Idris mengatakan
pihaknya telah melaporkan hal ini ke polisi. "Nah ini sedang dicek siapa
penyebar hoax pertama ini ya, sama polisi sedang dicek," imbuhnya.
Meski begitu, Idris
tidak menampik bahwa di Kota Depok masih banyak beredar narkoba. Tetapi,
menurutnya, angkanya tidak sebanyak yang disebutkan di beberapa media. "Kalau
narkoba ya memang kalau di Jabar banyak, tapi data kemarin itu 9 dari 19 titik
ada di Depok. Ya nggak seperti itulah, ini menurut Pak Rusli. Data ini saya
waktu itu bilang dari wartawan, saya forward ke dia. Dicek ke pusat, kepala BNN
bilang nggak soal itu, nggak pernah nyatakan itu kok. Gitu ya jadi begitu, tapi
kalau narkoba memang banyak," paparnya.
Informasi soal kampung
narkoba terbanyak di Depok itu berawal dari press release yang dikeluarkan oleh
Humas Jabar melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Jawa Barat pada Selasa
(26/2). Rilis Humas Pemprov Jabar itu bertajuk 'BNN menyasar 15 lokasi terpapar
narkoba di Jawa Barat'.
Dalam rilis tersebut,
Humas Pemprov Jabar mengutip pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Rilis itu
berkaitan dengan peresmian gedung baru BNN Provinsi Jawa Barat di Jalan H Hasan
(Soekarno-Hatta) pada Selasa, 26 Februari 2019 lalu.
Humas Pemprov Jabar
juga mengutip keterangan Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko, yang juga
menghadiri peresmian gedung baru BNN itu. Dalam sambutannya, Heru, seperti
dirilis Humas Jabar, menyebut ada 15 lokasi di Jawa Barat yang terpapar
narkoba. "Ada 15-an (lokasi terpapar narkoba di Jawa Barat), sembilan ada
di Kota Depok dan yang lainnya tersebar. Saya bicara dengan Pak Gubernur
(Jabar) agar kampung-kampung (lokasi terpapar narkoba) ini bisa kita garap.
Kita kembalikan kampung-kampung ini menjadi seperti kampung-kampung yang
lain," ujar Heru sebagaimana rilis tersebut.
Dalam rilis itu pula,
pengedar di kampung-kampung tersebut kebanyakan ibu-ibu. Untuk itu, dia menilai
perlunya pemberdayaan ekonomi di kampung-kampung untuk mencegah ibu-ibu jadi
pengedar narkoba. "Kampung-kampung ini nanti kita garap, karena banyak
pengedar di kampung itu ibu-ibu. Sekarang kita coba bagaimana mereka punya mata
pencaharian, pengedar narkoba ini kita ubah agar punya keterampilan. Nanti ada
start up atau kita pasarkan secara online hasil-hasil binaan dari BNN, namanya
stopnarkoba.com," tukas Heru.
Dengan adanya informasi
dari Humas Pemprov Jabar tersebut, harusnya unsur penegak hukum, termasuk BNN
Kota Depok harus bekerja keras untuk segera menangkap bandar narkoba, sebagai
pengedar di Kota Depok, yang merusak generasi penerus bangsa. Sebab Faktanya
hingga hari ini belum ada bandar besar sebagai pengedar yang ditangkap oleh BNN
Kota Depok. Hingga publik mempertanyakan kinerja daripada BNN Kota Depok
terkait pemberantasan tindak pidana narboba di Kota Depok, ujar sejumlah warga
Kota Depok, yang bermukim di Perumahan Alam pancoranmas .
Sementara itu, upaya
konfirmasi dilakukan kepada Kepala BNN Kota Depok Rusli Lubis di kantor BNN
Kota dDpok JL Merdeka Sukmajaya Kota Depok beberapa waktu lalu. Namun sangat
disayangkan tidak seorangpun petugas di kantor BNN Kota Depok untuk dimintai
konfirmasinya terkait kinerja aparat BNN Kota Depok upaya pemberantasan tindak pidana narkotika di
lingkungan kerja Kota Depok. Semuanya aparat di BNN Kota Depok pada bungkam,
meraka tidak berani melayani wartawan, terkait maraknya kasus penyalahunaan
Narkoba di Kota Depok.Bahkan dilingkungan Jawa Barat, bahwa Kota Depok merupakan
salah satu daerah pengguna terbanyak penyalahgunaan Narkoba di Jabar. Hal itu dapat
dibuktikan, bahwa di Rutan Cilodong Kota Depok, banyak tahanan maupun
narapidana yang terlibat dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Lalu apa upaya
BNN Kota Depok terkait strategi pemberantasan Narboka di Kota Depok? Demikian
pula dengan upaya rehabilitasi yang dilakukan oleh BNN Kota Depok berapa
jumlahnya, harus taransparan kepada public terkait jumlah angka yang sudah dilakukan uapar rehablitasi
terhadap pengguna narkoba di Kota Depok. Hal itulah sebenarnya yang harus
dijelaskan oleh Kepala BNN Kota Depok kepada warga masyarakat Kota Depok.
(ifan/dip/red)