Sekda
Kota Depok Harus Loyal Kepada Walikota
Bukan Kepada Partai Politik
Depok, SI
Sekretaris Daerah
(Sekda) Kota Depok Hardiono harusnya loyal dan patuh kepada pimpinannya yaitu
Walikota Depok KH Muhammad Shomat Idris, karena atas hak prerogratif Walikota
Depoklah sehingga Hardiono terpilih menjadi Sekda Kota Depok beberapa waktu
lalu. Demikian kalangan ASN Kota Depok menyampaikan pandangannya baru-baru ini.
Masalahnya Sekda Kota
Depok Hardiono belakangan ini terlihat sepak terjangnya, diduga Ia sudah menunjukkan
sikap gejala main politik praktis, dimana dugaan kalangan ASN Depok bahwa Sekda
tersebut tampaknya lebih loyal kepada Partai Politik (parpol) DPP Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), daripada terhadap pimpinannya sendiri yakni Walikota
Depok.
Memang berdasarkan
latar belakang Hardiono sejak pindah ke Pemkot Depok kurang lebih 10 tahun yang
lalu, saat Nur Mahmudi Ismail (NMI) menjabat Walikota Depok periode pertama,
Hardiono merupakan pindahan dari Rumah Sakit Persahabatan Rawamangun Jakarta
Timur, dimana Hardiono merupakan dokter special gigi, keberuntungannya sangat luar
biasa dengan pengalaman bekerja kurang
lebih selama 10 tahun di Pemkot Depok, langsung bisa menjadi Sekda Kota Depok
yang merupakan pucuk pimpinan no 3 di Kota Depok.
Hardiono harusnya sangat
bersyukur kepada Walikota Depok, janganlah karena punya Beking dari DPP PKS sehingga
dirinya menjadi Jumawa alias menjadi sombong, dan tidak mau tahu tentang orang
lain yang berada di sekitarnya. Harusnya Hardiono bisa membantu Walikota Depok
dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada di Kota Depok, janganlah semua
persoalan tersebut dilimpahkan kepada Walikota Depok, Sekda Kota Depok jangan mengururng diri di
dalam kantornya. Harusnya Hardiono ikut membantu permasalahan yang ada, seperti
adanya kritik dari Elemen warga Depok, seperti LSM, Ormas dan Wartawan kepada
Walikota Depok, tentu diharapkan Sekda Kota Depok bisa menjembatani
permasalahan tersebut, dengan mencari jalan keluar. Faktanya dengan jelas
terlihat bahwa Hardiono terkesan berpangku tangan dan tidak mau tahu
permasalahan tersebut.
Sehingga dengan
demikian timbul pertanyaan dari publik, “Apakah karena Hardiono sudah mau
memasuki usia pensiun tahun depan (2020), sehingga dirinya menjadi masa bodoh dan tidak peduli
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Walikota Depok ?
Sementara itu Sekda
Kota Depok berusah dikonfirmasi langsung dengan
mendatangi ruangannya, stafnya mengatakan bapak sedang sibuk, juga
konfirmasi lewat WA, sama sekali tidak ada jawaban.(dip/red)