Sekarang
Tanya Pak Pradi Masih Cinta Saya Atau
Enggak?
Berharap
Ingin Berpasangan Kembali Dalam Pilkada Kota Depok Tahun 2021
Walikota
Depok KH Mochammad Idris dan Wakil Walikota Depok H Pradi Supriatna
Depok,
SI
Beberapa
waktu lalu, sudah berhembus informasi, bahwas Konstelasi politik terkait
Pilkada Kota Depok pada 2021 mendatang mulai menghangat saat ini di Kota Depok,
meskipun kepemerintahan Mohammad Idris-Pradi Supriatna baru berjalan kurang lebih 3 tahun.
Namun begitu, beberapa
politisi Kota Depok sudah bermunculan untuk nantinya mendampingi Mohammad Idris
yang digadang-gadang sebagai calon kuat walikota di pilkada Depok periode 2021-2026. Disebutkan beberapa
diantaranya para Calon kandidat tersebut, yakni seperti politisi PPP, Hj Qonita
Luthfiyah, politisi PAN, Igun Sumarno dan politisi PDI Perjuangan yang juga
sebagai Ketua DPRD Depok, Hendrik Tangke Allo. Bahkan belakangan, nama Ketua
DPD Golkar Kota Depok, Farabi Arafiq pun disebut-sebut akan maju untuk
mendampingi Idris, sebagai calon Wakil Walikota Depok, demikian rumor-rumor
berkembang di public.
Sementara itu, menanggapi
hal tersebut, politisi Partai Gerindra yang juga sebagai Wakil Walikota Depok,
Pradi Supriatna turut angkat bicara terkait pilkada Depok di 2021.
“Berkaitan dengan
dinamika pilkada saat ini, berikan kami kesempatan terus untuk bekerja dan
berkreasi bersama-sama, kami dan walikota untuk menuntaskan janji-janji politik
kami. Kalau persoalan siapa dengan siapa nanti, ini masih terlalu pagi untuk
kami,” ujar Pradi kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Bhakan dirinya
menambahkan, jika masyarakat menginginkan dirinya dan Idris untuk melanjutkan
kepemimpinannya hingga 2026 nanti, kenapa tidak, ujarnya.
“Mungkin ada hal-hal
yang harus kami kerjakan di periode berikutnya kenapa tidak, yang namanya
politik itu sangat cair sekali. Siapa sangka Pak Anies dengan Pak Sandiaga Uno
yang notabene saat itu digadang-gadang Pak Sandiaga Uno sebagai gubernur.
Namun, hitungan hari bisa berubah dan Pak Anies yang menjadi gubernur,”
imbhunya.
Terkait berbicara
masalah hati nurani, ia mengatakan tidak ada apa apa dengan saya, dimana antara
ucapan dan tindakn saya tetap sama, Ia juga mengatakan, saya tidak akan menjadi
orang yang munafik, ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sementara itu
pula, dalam acara konprensi pers,
dalam menyikapi tiga (3) tahun masa pemerintahan M
dirs.-Pradi Supriatns, dimana Walikota Depok, Mohammad Idris blak-blakan
terkait hubunga harmonisasi dengan Wakil
Walikota Depok, Pradi Supriatna. Hal itu disampaikan Idris saat menjawab
pertayaan wartawan terkait hubungan ia dan Pradi selama menjabat walikota-wakil
walikota sejak mereka memimpin Kota Depok.
“Mungkin teman-teman
melihat saya jarang tampil bersama Pak Pradi, harmonis kan enggak harus
bersama-sama”, imbuhnya.
Saya kalau kondangan
juga terpisah dari istri saya, istri saya ke timur saya ke barat, saya sangat
harmonis dengan istri saya, permasalahannya saya harus berbagi tugas,” ujar
Idris dalam acara konfrensi pers tiga tahun pemerintahan Idris-Pradi, (28/2)
lalu di BalaiKota Depok.
Ia menambahkan,
pihaknya selalu berbagi tugas dengan wakilnya. Termasuk setiap kali kegiatan di
masyarakat. “Bahkan Allah menjelaskan, jangan sampai kita terlena. Terkadang
kita sama-sama tapi hati kita berantakan, itu seperti orang Yahudi. Orang
Yahudi itu seakan-akan sama-sama terus, namun kata Allah, hati mereka itu
bercerai berai. Kalaupun kita jauh tapi dekat di hati kan, tergantung hati
kita. Sekarang tanya Pak Pradi, masih cinta saya atau enggak, kalau saya ditanya
ya masih cinta lah (cinta karena Allah),” jelas Walikota Depok.
Jika ditanya dirnya,
apakah masih harmonis, kata dia, Idris
meyakini hatinya masih harmonis dengan Pradi. “Nanti tanya juga Pak Pradi, masih harmonis enggak sama Pak
Idris, lihat hatinya,” katanya.
Ketika ditanyakan
wartawan kepada M Idris, apakah berlanjut hingga dua periode,untuk mencalonkan
nanti tahun 2021-2016?, maka jawaban M Idris. “Satu atau dua periode itu urusan
politik. Saya buka saja, lalu Ia memberikan contoh, dimana saya saat itu ketika pendaftaran pencalonan
akan ditutup, subuh nya saya masih bicara dengan tokoh PAN, figur saat itu yang
dicalonkan oleh PAN adalah Bang Hasbullah Rachamt. Jam 06.00-07.30 WIB saya
bicara dengan tokoh PAN untuk mematangkan pencalonan, namun jam 09.00 WIB saya
ditelepon bahwa Pak Prabowo dan Ustad Hilmi (PKS) telah sepakat untuk
berkoalisi,” terangnya.
Bahkan Ia juga sempat menanyakan kepada elit partai
pengusung, “siapa calon yang diusung
Gerindra saat itu di antaranya Nuroji, Yeti Wulandari dan Pradi Supriatna.
“Ternyata yang dipilih
adalah Pradi Supriatna, Itu sudah keputusan DPP PKS dan DPP Gerindra, mau apa
kalau sudah seperti itu?. Di satu sisi ini suatu peluang untuk bisa memimpin,
di sisi lain saya merasa enggak enak dengan PAN. Bang Hasbullah saat itu juga
merasa dibohongi lagi, tapi itulah politik,” imbuhnya.
Maka dari itu ia
mengatakan, secara pribadi berkeinginan persaudaraan dan persahabatan terus
berlanjut (dengan Pradi). “Saya Ingin masih tetap berlanjutlah agar tidak macam-macam,
perceraian itu kan sesuatu yang sangat menyakitkan. Jadi saya ingin tetap
berlanjut dan jangan sampai pecah kongsi. Meskipun, ada sedikit kasus-kasus itu
biasa, di dalam rumah tangga juga seperti itu. Kadang gara-gara piring pecah
pun bisa jadi ribut, itu biasa. Bagaimana kita dapat menyikapinya hal semacam
itu dengan bijak,” ucap KH M Idris dengan bijak kepada sejumlah wartawan saat
konfersni pers.(dip/red)