Prabowo
Paling Dirugikan Dari Hoaks Ratna
Sarumpaet
Pertanda
Buru : Hidayat Nur Wahid Akui Hoaks Ratna Menggulung Prabowo
Jakarta,
SI
Datang pengakuan yang
jujur dari kubu oposisi. Hidayat Nur Wahid mengatakan, capres nomor urut 02
Prabowo Subianto telah dirugikan dengan apa yang telah dilakukan oleh terdakwa
penyebaran hoaks, Ratna Sarumpaet.
Terpukul sampai
nyungsep dan babak belur kayak wajah oplas Ratna Sarumpaet yang notabene adalah
timsesnya sendiri. Nur Wahid meradang tak berdaya karena aksi konpers
penganiayaan Ratna menjadi gulungan tsunami yang menggulung kekuatan mereka
sampai terhempas dan kocar kacir.
Lah kan Ratna Sarumpaet
itu timsesnya sendiri dan semua itu terwujud dari kolaborasi sesama petinggi
BPN untuk memframing penganiayaan keji. Tujuannya jelas mendiskreditkan
Pemerintah.
"Iya jelas (BPN
dan Prabowo dirugikan), buktinya Pak Prabowo dibully dimana-mana, ada istilah
prabohong, itu kan dari situ," ungkapnya.
Buktinya? Adalah
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengaitkan kasus hoax penganiayaan
Ratna Sarumpaet dengan elektoral calon presiden-calon wakil presiden
(capres-cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno berdampak negatif bagi elektabilitas Prabowo.
Hoax yang dilakukan
oleh aktivis Ratna Sarumpaet membuat pasangan calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno ditinggalkan oleh pemilih lulusan perguruan
tinggi, dan kelas menengah atas.
Hasil survei Lingkar
Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukan dukungan untuk Prabowo - Sandiaga
dari segmen pemilih lulusan perguruan tinggi berkurang cukup drastis selama
rentang bulan September-Oktober 2018. Pada September dukungan pada mereka ada
di angka 46,8 persen sedangkan pada Oktober menjadi 37,4 persen.
Sebaliknya dukungan
bagi Jokowi - Ma'ruf Amin dari segmen ini menanjak. Dari semula 40,5 persen
pada September, menjadi 44 persen pada Oktober. "Akibat kasus Hoax Ratna
Sarumpaet, total pemilih kalangan terpelajar untuk Jokowi-Ma'ruf naik,
sementara Prabowo-Sandiaga turun," kata Denny JA dalam keterangan tertulis
yang diterima Tempo, Selasa 23 Oktober 2018.
"Kasus hoax Ratna
Sarumpaet merugikan Prabowo. Ada 17,9 persen publik yang menjadi tidak mendukung,"
ujar Ikrama dari LSI.
Menurut Ikrama,
sentimen efek negatif kepada Prabowo-Sandi disebabkan Ratna adalah salah satu
tim kampanye nasional Prabowo. Dia menambahkan hal itu juga diperkuat adanya
konferensi pers Prabowo-Sandi yang merespons kasus tersebut.
Tergulung sampai
terguling, begitulah hoaks Ratna dengan perkasa membantai kubu Prabowo dan
kawan-kawan. Gelar kasusnya di pengadilan menambah derita mereka yang akhirnya
menjadikan tontonan hoaks mereka jadi bulian dan cemoohan massa.
Terpukul dan jadi bahan
gorengan yang memukul balik kubu BPN. Serangan hoaks dari kubu yang membuat
fitnah mendapat karma yang sekejam-kejamnyabdan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Skenario hoaks yang
sudah sedemikian rapi, detil dan terkesan sadis itu ternyata settingan. Kubu
oposisi harus mengakui mereka tertipu dengan tipuan yang mereka rancang semula.
Wajah hoaks Ratna karena penganiayaan itu ternyata hasil oplas, menunjukan
oplas itu benar-benar jadi tipuan politis yang menjungkalkan citra dan wibawa
Peabowo sampai ke titik yang serendah-rendahnya.
Ingin mendulang
elektabilitas dengan kebohongan jelas adalah startegi politik yang paling
rendah dan menjijikkan. Politisi yang mau memoles dengan hoaks pada akhirnya
kosmetik hoaksnya rontok.
Begitu terkuak,
kosmetik palsu politik kubu BPN menjadi bahan tertawaan nasional. Bayangkan
nenek Ratna mampu mendungukan si Rocky Gerung sosok profesor akal sehat. Gerung
yang sok pamer intelek akhirnya hanya bisa pasrah sembari ngeles.
Belum lagi
petinggi-petinggi oposisi yang sudah terlanjur berkomentar, memprovokasi dan
memanas-manasi suasana. Sudah dengan amarah dan emosional mengecam ternyata
hanyalah sinetron oplas yang memalukan.
Kendati demikian,
menurut Nur Wahid, masyarakat bisa menilai bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu
telah menjadi korban kebohongan atas apa yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet.
"Tapi yang jelas
yang paling dirugikan dari Bu Ratna Sarumpaet adalah Pak Prabowo, Pak Amien
Rais, PakFadli Zon dan kawan-kawan. Jadi jangan semakin dirugikan lagi dengan
isu yang tidak pernah jadi agenda Pak Prabowo dan kawan-kawan," kata Hidayat
di Komplek Parlemen DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Loh yang membuat agenda
hoaks iru kan kubu kalian, ngapain masih menempatkan diri sebagua korban.
Pelaku kebohongan yang sebenarnya tapi mengaku jadi korban kebohongan. Ini
namanya kecolongan yang tak akan tertolong.
Ke depan sidang Ratna
terus bergulir membuat kubu Prabowo semkain babak belur dan bonyok karena aksi
hoaks mereka terus digoreng media. Publik akan terus menongkrongi pengadilan
yang mengadili hoaks nasional mereka. Meradang, meratap dan guling- guling pun
sia- sia. Hoaks seudah menggulung kubu ini sampai ke jurang paling dalam.(seaword/dip/red)