Kegelisahan
Rektor Umpak Bibin Rubini Ketika Dunia Pendidikan Dirasuki Kepentingan Politik
Bogor, SI
WAJAH Rektor
Universitas Pakuan Bogor yang dikenal flamboyan ini nampak sumringah.Sejurus kemudian,
Ia terlibat obrolan serius terkait rencana kerjasama Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Kota Bogor dengan Unpak Bogor dalam aksi kemanusiaan bagi korban
bencana Palu Sulawesi Tengah beberapa waktulalu.
Di luar konteks
kemanusiaan, Bibin selaku pengamat pendidikan mengaku belakangan ini merasakan
kegelisahan sehubungan datangnya tahun politik. Ia khawatir syahwat politik
masuk dan mencemari kesucian dunia pendidikan.
Untuk itu, Bibin perlu
mengingatkan semua politikus dan partai politik yang sedang berkontestasi, baik
sebagai calon anggota dewan dan calon presiden, hendaknya tetap menjaga kaidah
serta tata krama politik.
Dia berharap sopan
santun dan etika berpolitik seyogyianya terus dipegang teguh oleh semua
praktisi yang berada dalam lingkaran politik. Ia berharap jangan sampai dunia
pendidikan dijadikan komoditas politik.
Bibin melihat potensi
dan fakta yang ada, selalu ada upaya politisasi terhadap dunia pendidikan.
Manakala musim politik tiba, politisasi bisa masuk di semua tingkatan, mulai
sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas dan bahkan perguruan tinggi.
Rektor Unpak berharap
semua politikus dan terutama tenaga pendidik di lingkungan sekolah atau kampus,
harus tetap menjaga etika untuk tidak menjadikann dunia pendidikan sebagai
komoditas pertaruhan politik.
Ditegaskan, ketika
pendidikan dipolitisasi demi menarik simpati para calon pemilihnya, maka sama
saja melakukan praktek politik buruk dan memberikan contoh jelek kepada
masyarakat, khususnya bagi siswa yang sedang atau masih belajar.
Politisasi dunia
pendidikan jelas membuat rakyat, khususnya siswa didik tidak cerdas. Hal
tersebut jauh dari perilaku baik. Bibin meminta semuanya menjalankan politik
santun, beretika dan cerdas.
“Jangan karena ingin
mencapai tujuan segala cara dilakukan. Jangan sampai korbankan siswa didik dan
tenaga pendidik karena syahwat politik,” imbuh Pak Rektor.
Ia mencontohkan satu
informasi bahwa dalam satu soal pelajaran untuk anak SD disusupi muatan
politik. Siswa SD terlalu dini untuk mengenal politik dan bisa ditelan
mentah-mentah. Karena itulah, Bibin menghimbau agar pelaksana Pemilu,
berpolitik secara santun sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.
“Jangan mempolitisasi
sekolah atau kampus untuk kekuasaan. Dunia pendidikan sebaiknya dijadikan
momentum memperkuat pengetahuan dan memberikan pemahaman untuk mengedepankan
politik mulia, santun, damai, dan rukun dengan menjunjung tinggi kebaikan,”
imbuh Bibin.
Menurut dia, politik
harus dijauhkan dari perangi buruk yang menebarkan kegaduhan atau segala hal
merugikan kehidupan bangsa, baik langsung atau lewat media sosial. Perbedaan
pilihan politik juga harus tetap mengedepankan toleransi dan objektif dalam
memberikan informasi.
” Dalam memberikan
dukungan politik lakukan secara wajar, beretika, dan berakhlak agar tidak
terjebak pada kejelekan, terutama terhadap dunia pendidikan,” imbuh Bibin.(ifan/red)