Kantor
BPN Sangat Lamban Dalam Pemebaskan Lahan
Tol :
Kapan Proyek Jalan Tol Cijago dari Jagorawi Bisa
Tembus ke Cinere Kota Depok?
Depok, SI
Kantor Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Kota Depok selaku Ketua P2T pembeasan lahan Tol Cinere-Jagorawi
(Cijago) diharapkan jangan main-main terkait pembebasan lahan tersebut. Sebab
pembebasan lahan sudah mangkrak kurang lebih selama 13 tahun lamanya, yakni sejak
Nurmahmudi Ismail berkuasa dari PKS jadi Walikota Depok dua periode, dilanjutkan
oleh KH Muhammad Idris Walikota Depok
yang sudah berkuasa selama kurang lebih 3 tahun. Hasilnya Jalan Tol Cijago
tersebut belum bisa tembus dari Jalan Tol Jagorawi hingga ke wilayah Cinere, ucap
Maman warga Mekar Jaya Kec Sukmajaya baru-baru ini.
Harusnya Jalan To
Cijago tersebut sudah beres dan bisa dinihmati warga pada akhir tahun 2018 ini, namun
faktanya, tahap pembebasan Sesi II saja di Jalan Juanda Sukmajaya masih banyak
bermasalah terkait dengan masalah harga yang pantas bagi warga yang rumahnya
akan digusur. Hingga saat ini banyak permasalahan tersangkut di PN Depok,
karena warga melakukan upaya hukum gugatan perdata.
Sementara itu, pengerjaan
Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) masih terkatung-katung, lantaran PN Depok
belum seratus persen mengeksekusi Jalan Tol Cijago di Kelurahan Kukusan,
Kecamatan Beji, dan kelurahan Bhakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya.
Sebagai yang ditugaskan
mengeksekusi lahan yang terdampak Jalan Tol Cijago, PN Depok lempar handuk.
Ketua PN Depok, Sobandi mengaku, pengadilan tidak memiliki kekuatan untuk
menjamin keamanan saat melaksanakan eksekusi, dan bergantung pada kekuatan
personel Polresta Depok. “Ini kan kewenangannya Polresta Depok, saat ini kami sedang
menunggu jawaban Polres,” kata Sobandi kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Pengerjaan jalan Tol
Cinere-Jagorawi atau Cijago terus dikebut pengerjaannya. Tol sepanjang 14,6
kilometer tersebut saat ini sudah sampai
di belakang Kampus Universitas Indonesia (UI), atau tepatnya di Kelurahan
Kukusan, kecamatan Beji, Kota Depok.
Kepala Badan Pengelola
Jalan Tol Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan Tol Cijago seksi
II ditargetkan bisa rampung dan dioperasikan di akhir tahun ini. "Operasi
kalau sampai sekarang (targetnya) tahun ini, sampai Kukusan. Selesai targetnya
Oktober tahun ini," kata Herry kepada
beberapa waktulalu.
Tol Cijago sendiri
terbagi dalam tiga seksi. Seksi pertama telah digunakan sejak 2012 lalu, dengan
panjang 3,7 km. Kemudian Seksi-II sedang dalam tahap pengerjaan, dengan panjang
5,5 km, mulai dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan. Sedangkan untuk seksi
terakhir, akan membentang dari Kukusan hingga Cinere dengan panjang 5,4 km.
Dia mengakui, meski
masih ada lahan yang belum terbebaskan di seksi II, hal tersebut bisa
diselesaikan degan cara konsinyasi atau menitip uang ganti rugi di pengadilan.
Apalagi, progres pembebasan tanah saat ini sudah mencapai di atas 90%. "Kalau
tanah di seksi Raya Bogor-Kukusan, ada dua, Margonda-Cisalak 98%, seksi
Kukusan-Margonda 92%. Itu sudah di atas 90%. Harus konsinyasi, kan ada
aturannya, kalau tidak setuju harganya komplain ke MA dalam 14 hari, kalau
tidak ya kita konsinyasi, kita langsung dieksekusi," jelas Herry.
Menurutnya, ketimbang
seksi II, pengerjaan pembebasan lahan di seksi III justru malah relatif lambat.
Jika ketiga seksi ini selesai, maka ruas Tol Cijago akan tersambung dengan ruas
Kunciran-Serpong yang kesemuanya masuk dalam Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR
2). "Cinere kan belum (konstruksi), agak ketinggalan seksi III, jadi baru
yang II dan I. Kalau Kukusan-Cinere baru 8% pembebasan lahan. Tanah ini kita
akan lakukan percepatan. Karena dari arah Serpong sudah maju, jadi harus
didorong, optimis (sesuai target) karena cuma 5 km. Kalau pembangunan belum.
Kalau dari sisi waktu Oktober ini selesai (seksi II)," terang Herry.
Diketahui bahwa Jalan
Tol Cijago dikelola oleh PT Trans Lingkar Kita Jaya yang sahamnya dimiliki PT
Transindo Karya Investindo 78,01%, PT Waskita Karya 18,14%, PT Jalan Tol
Lingkar Luar Jakarta 3,1%, dan Kopnatel Jaya 0,75%.
JORR 2 sendiri
menyambungkan Cengkareng-Cilincing-Tanjung Priok sepanjang 110 km yang terbagi
menjadi tujuh ruas tol, di antaranya Cengkareng-Kunciran (14,9 km),
Kunciran-Serpong (11,19 km), Serpong-Cinere (10,14 km), Cinere-Jagorawi (14,64
km), Cimanggis-Cibitung (25,39 km), Cibitung-Cilincing (34 km), dan akses
Tanjung Priok (8 km).
Sementara itu pula, sebelumnya warga yang terdampak pembangunan
tol Cinere-Jagorawi (Cijago) di Kelurahan Bhaktijaya Sukmajaya, menuntut
tambahan uang ganti rugi, yang sebelumnya sudah ditetapkan tim aprraisal.
Di sisi lain, warga
yang tergabung dalam Forum Warga Korban Banjir (FWKB) meminta Pengadilan Negeri
(PN) Depok tegas, lantaran lambannya eksekusi yang dilakukan PN hingga
berdampak pada munculnya banjir di wilayah pembangunan tol Cijago.
FWKB, Junaedi Sitorus
mengatakan, warga meminta PN segera mengeksekusi lahan jalan tol yang sudah
dikonsinyasikan dengan PN Depok. “Ini seharusnya sudah selesai di Pengadilan
Negeri, tapi kenapa belum di eksekusi,” kata Junaedi Sitorus kepada Radar
Depok.
Akibat lambatnya
eksekusi lanjut Junaedi, kontraktor tidak bisa bekerja. Karena bukan hanya
membangun jalan tol, kontraktor Cijago juga akan memasang yudit sebagai penanggulangan
banjir di Perumahan Taman Duta, Cisalak Sukmajaya, dan Perumahan Bukit Cengkeh
1 dan 2 Kelurahan Tugu, Cimanggis. “Masa gara-gara 15 KK, kami harus kebanjiran
lagi,” tukas Junaedi Sitorus.
Junaedi mengatakan
sejak 2004, warga Taman Duta memang sudah menuntut agar pemkot membuatkan
solusi banjir. Bahkan menurut Junaedi, dulu sudah ada kesepakatan mengatasi
banjir di Taman Duta. Yaitu pemerintah bakal membuat sodetan di sisi jalan tol,
yang langsung mengalir ke sungai Ciliwung. Namun demikian, pihaknya meminta
agar PN Kota Depok, tegas dan segera jalankan eksekusi. Selain itu, pihaknya
meminta agar warga terdampak mau menerima uang ganti rugi yang telah di
konsyinyasikan. (ifan/dip)