Malas
dan Mengeluh Gaji Kecil
Sebanyak
Orang 15 Pejabat di Pemkot Tangsel Diganti
Tangsel,
SI
Sebanyak 15 pejabat
bidang administrator di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan
(Tangsel) dinilai kerja malas-malasan. Tidak hanya itu, ke-15 pejabat itu
diketahui sering mengeluh dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi masyarakat,
sehingga pelayanan menjadi terganggu, dan masyarakat jadi dirugikan.
Wali Kota Tangsel Airin
Rachmi Diany mengatakan, ke-15 pejabat itu diberi sanksi tegas dengan diganti
dari jabatannya, dan dipindahkan ke posisi lain nonstrategis. "Hasil
evaluasi saya, pak wakil, dan dari baperjakat, saya temukan banyak pejabat yang
kerjanya malas-malasan, dan suka mengeluh," kata Airin di Puspemkot
Tangsel,, beberapa waktu lalu
Airin menuturkan,
pajabat seperti itu tidak memiliki jiwa yang tangguh dan tidak bisa menjadi
contoh yang baik bagi pelayanan masyarakat dan birokrasi di Tangsel."Saya
meminta kepada Bapak Ibu untuk menjadi pejabat yang tangguh, tidak mudah
mengeluh, mau mencoba, dan mencari solusi. Setiap posisi pasti memiliki
tantangan, pasti ada persoalan," ujarnya.
Dia berharap, para
pejabat pengganti bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat, dan menjadi abdi
yang baik. Apalagi, mereka semua digaji dengan uang masyarakat."Tugas kita
semua untuk menyelesaikan tantangan itu semua. Kita dapat gaji untuk
menyelesaikan persoalan. Sebagai pejabat komitmen, tidak ada alasan tidak bisa
menyelesaikan tugas," sambung Airin.
Airin melanjutkan,
karakter seorang pejabat pembuat komitment maupun PNS, harus mau ditempatkan di
mana saja. Juga harus siap menerima tantangan, dan memiliki tanggungjawab
kepada tugas yang dimiliki. "Saya bersama Pak Wakil selalu melihat mana
pegawai yang mudah menyerah. Sebagai pejabat pembuat komitmen, Bapak Ibu punya
tugas dan target realisasi. Segera lakukan sosialisasi, cepat," ungkapnya.
Adapun pengganti ke-15
pejabat itu, di antaranya Kepala Bidang Pembangunan Dandy Priyantara, Kepala
Bagian Umum dan Protokoler Abdul Aziz, dan Kepala Bagian Rumah Tangga Wawang
Kusdaya. Selain itu, ada Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Kehumasan
Dinas Komunikasi dan Informatika Irfan Santoso. Mereka adalah para pejabat
eselon tiga.
"Menjadi pemimpin
bukan hal sederhana. Sebagai pemimpin, kita tidak boleh mengharapkan kinerja
bawahan dan staf. Karena apa yang kalian lakukan akan dilihat bawahan bapak ibu
sekalian," tegas Airin.
Sementara itu, Wakil
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, ke-15 pejabat yang diganti itu
sudah lama menjadi perhatian pimpinan di Pemkot Tangsel. "Kultur ya.
Itulah. Tolok ukurnya sering kali kalau rapat itu enggak fokus, tidak menguasai
masalah. Itu yang diperhatikan. Lalu soal disiplin, harusnya rapat diundang jam
09.00 datang lewat dari jam itu," sambungnya.
Dari segi penilaian
kinerja, para pejabat itu juga sangat buruk dan di bawah standar penilaian.
Dikatakannya, para pejabat harus membuat laporan kerja setiap harinya. Namun,
para pejabat itu sangat lalai dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Bahkan, yang dia sesalkan, banyak pejabat itu yang masih mengeluhkan gaji dan tunjangan
yang didapatnya sebagai pejabat.
"Semuanya eselon
tiga itu gaji pokoknya Rp3-4 juta. Ditambah tunjangan, dapat lah mereka Rp15
juta sebulan. Kalau mereka masih komplain, saya pastikan pejabat itu tidak
layak mendapat posisi itu," ucapnya.(arifin/red)