Testimoni
Abang kite Mpun Sunardi :
Sosok
Sariyo Sabani Tokoh Pramuka Kota Depok Untuk Terus Mengabdi Kepada Warga
Depok,
SI
Terkait tentang Kang
Sariyo Sabani, yang telah mengabdikan dirinya selama kurang lebih 30 tahun
menjadi ASN di Kota Depok, mantan Kabag Umum di Era kepemimpinan Badrul Kamal
selaku Walikota Depok tahun 1999-2004 tersebut, yang juga kiprahnya sebagai
Ketua Kwartir Pramuka Kota Depok, serta
punya pendidikan Yayasan Sekolah TK tersebut, tidak diragukan lagi loyalitasnya
untuk bangsa ini.
Kemudian setelah Nur
Mahmudi Ismail terpilih menjadi Walikota Depok 2005-2010, Sariyo Sabani
dipercayakan menjadi Kadis Satpol PP Kota Depok, yakni tugasnya selaku penegak
Perda di Kota Depok. Saat ini Sariyo Sabani benar-benar dalam menegakkan
aturan, khusunya bagi pengembang Perumahan di Kota Depok, yang tidak punya IMB,
lansung main bangun tampa menataati aturan yang sudah ada. Maka bagi Sariyo
Sabani tidak ada ampun saat itu bagi pengembang Perumahan yang nakal.
Rupanya pengembang
Nakal yang berlokasi di wilyah Kec. Beji tersebut, lapor atau mengadu kepada Walikota Depok ketika itu Nur Mahmudi
Imail, selidik-punya selidik rupanya pengembang tersebut masih satu aliran
partai PKS dengan Walikota Depok.
Sariyo Sabani merasa
benar dalam menjalankan aturan Perda Kota Depok tentang ketertiban umum dan Penertiban
Tata Ruang di Kota Depok, tidak kawatir atau resah atas pengaduan tersebut,
karena dirinya berupaya menjalankan atran sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya (tupoksi), rupanya NUr lebih membela pengembang yang salah karena
satu partai PKS
Akhirnya Sariyo Sabani,
tampa dilakukan suatu kalrifikasi dan diberikan haknya untuk membela diri. Ketika
itu Nur Mahmudi Ismail langsung membuat tindakan kepada Sariyo dengan membuat
Non Job, alias sariyo saat itu langsung dicopot dari jabatannya selaku Kadis
Satpol PP Kota Depok.
Sariyo Sabani legowo
menerima sikap dari seorang Walikota Depok Nur Mahmudi Ismal, yang berperilaku
Otoriter dan haus kekuasaan, serta dengan pemerintahan yang korrup saat itu
dibawah kepemimpinan Nur mahmudi Ismail. Dimana Wakil Walikota Depok saat itu
adalah Yuyun Wiea Saputra, sama sekali tidak bisa bergeming, karena Nur memang licik dan haus
kekuasaan. Sehingga saat itu banyak pejabat ASN Depok yang dinonjokkan oleh
Nur, tampa ada suatu kesalahan yang jelas.
Sementara itu pula,
salah seorang took Pemuda Kota Depok Mpun Sunardi , memberikan kesaksiannya atau
Testimoti bagi Sariyo Sabani, yang memang tidak asing lagi badi warga depok itu
sendiri.
“Saya mengenal sosok
tokoh ini sejak sama-sama menjadi aktifis pemuda di Kabupaten Bogor, ketiks itu
Depok statusnya masih Kota Administratif (Kotif), dibawah Pemerintah Daerah
(Pemda) Kabupaten Bogor” ketika itu.
Kata Mpun Sunardi, beliau
senior saya di DPD KNPI Kab. Bogor, Kang Sariyo Sabani satu angkatan dengan
Rahmat Yasin, Zaenal Syafrudin (mantan camat Cisarua) Halilintar AC (mantan
anggota DPRD Bogor), pada saat beliau diangkat jadi PNS, beliau tetap aktif
dalam pembinaan generasi muda lewat Pramuka yang kemudian dimutasi ke Pemkot
Depok, karirnya terus menanjak hingga menjadi orang nomor satu di jajaran Satpol
PP Kota Depok, disinilah ketokohan dan kebesaran serta kematangan Kang Sariyo
Sabani diuji.
Sosok Sariyo, yang low profile, tegas, disiplin, humble dan
enak diajak diskusi tetap tidak berubah dulu dan kini. Sepertinya Depok
membutuhkan sosok seperti beliau yang dapat menjadi alternatif dalam pilihan
politik pada Pileg Depok 2019 nanti. Setidaknya menjadi Alternatif bagi
sebahagian masyarakat yang ‘jenuh’ dengan Politisi Kota Kembang yang nyatanya
tidak membawa perubahan bagi kemajuan Kota Depok. Maju terus Kang Sariyo..
Harapan Mpu, para
politisi di Kota Kembang yang bermental korrup. Segera digantikan dengan
wajah-wajah baru untuk membangun Kota Depok ini. Jangan lagi ada transaks—transaksi
yang megarah kepada KKN, sebab saat ini pihak KPK terus memantau Kota Depok.
imbuhnya. (iafan/dip/red)