Pemkot
Depok Ingkar Janji :
Korban
Nur Mahmudi Ismail: Pemkot Depok Telantarkan Kasus Sengketa Lahan Hamsad
Rangkuti?
Kepergiaan sastrawan
senior Hamsad Rangkuti menghadap sang Khalik mengingatkan kembali pada kasus
sengketa lahan milik maestro cerpen Indonesia tersebut. Kasus mencuat pada 2009
saat Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengambil tanahnya secara sepihak.
Pemkot Depok membangun
tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) di lahan berukuran 5x12 meter tak
jauh dari kediaman Hamsad yang dibangun dari honor menulis. Keluarga sempat
melawan tapi kalah. Pemkot Depok pun
tetap membangun TPSS di lahannya tersebut.
Sayangnya pihak
keluarga sama sekali tak mendapatkan uang ganti rugi dari Pemkot Depok.
Gara-gara kasus tersebut dan kediamannya dekat dengan lokasi pembuangan sampah,
Hamsad mulai sakit-sakitan. "Awalnya sakit muntah-muntah, muntaber terus
berkelanjutan. Yang tadinya nggak sakit apa-apa, muncul semua," ujar istri
Hamsad Rangkuti saat bercerita di rumah duka kawasan Tanah Baru, Depok, (25/8/2018) lalu.
Mulailah sakit jantung,
prostat, empedu, sampai penyumbatan darah ke otak. Di tahun 2016, Pemkot Depok
pernah mendatangi keluarga Hamsad dan berjanji akan membiayai seluruh
pengobatan cerpenis 'Bibir dalam Pispot' tersebut. "Walikota Depok datang pas tahun 2016 mengabarkan akan
biayain, diliput juga itu. Padahal kagak, pencitraan. Kita sendiri yang bayar,
pakai BPJS pun kami membayarkan biayanya setiap bulan. Padahal katanya dia yang
tanggung semuanya," tutur Nur geram sembari menahan air matanya.
Nyatanya pihak Pemkot
Depok pun, lanjut Nur, kerap memberikan harapan palsu. "Berjanji mau
menyelesaikan kasus tanah punya Pak Hamsad. Tapi nggak ada sampai
sekarang," ujar Nur.
Padahal lahan yang
didirikan rumah petak pribadi itu telah menghasilkan ratusan cerpen yang
terangkum dalam buku. Dari rumah itu pula, inspirasi membanjiri sosok sang
sastrawan.
Lahan itu diketahui
didapatkan dari honor menulis dan hadiah menang berbagai penghargaan yang
didapatkan novelis 'Ketika Lampu Berwarna Merah'. "Kami juga heran, kok
dibikin lahan untuk sampah. Ya otomatis baunya jadi segala macam,"
katanya.
Sampai kabar kepergian
Hamsad Rangkuti tersebar hari ini tak ada sekalipun tanda penyelesaian lahan
sengketa dari Pemkot Depok. Rumah pribadi Hamsad juga dijual tapi tak kunjung
laku, ketika sakit mulai menggerogoti Hamsad, keluarga memindahkan tempat
tinggalnya ke kebun hasil jerih payah Hamsad.
Di lahan kebun itu,
dibangun satu rumah petak kecil dan rumah anak Hamsad yang dibuat seperti ruang
ICU di RS Siloam Karawaci. Rumah itulah yang menjadi tempat peristirahatan
terakhir Hamsad sampai ajal menjemput.(dip/red)