Jokowi
Tunjuk Erick Thohir Keua Tim Kampanye: Kubu Prabowo Tegang ?
Penunjukkan pengusaha
muda Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo
(Jokowi)-Ma'ruf Amin sangat membuat tidak nyaman kubu oposisi. Bahkan, saat
memberikan keterangan pers terkait persoalan ekonomi malam tadi, tampak
ketegangan di wajah Prabowo Subianto dan pasanganya, Sandiaga S Uno.
Tampilan yang tegang
itu adalah refleksi dari ketidaksiapan untuk memenuhi apa yanditunggu publik
dan kemungkinan adanya persoalan di internal koalisi pengusung. Tanda-tanda tak
solid itu sudah dari awal. Sejak pemilihan Sandi juga sudah menunjukkan kubu
Prabowo memang susah solid. Penunjukkan ketua tim sukses juga tertunda.
Seperti diketahui,
Jokowi telah mengumumkan nama Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional
untuk Pilpres 2019. Gemanya bahkan hampir mirip dengan ketika Publik menunggu
siapa sosok calon wakil presiden bagi Jokowi dan Prabowo, ketika Jokowi
mengumumkan KH Maruf Amin sebagai calon wakil presidennya, publik juga menunggu
siapa yang menjadi calon wakil Prabowo.
Hal serupa juga terjadi
ketika Jokowi mengumumkan nama Erick Thohir tadi malam.. Media massa yang
dijanjikan konferensi pers oleh pihak Prabowo juga menunggu pengumuman yang
sama. Hal itu sejalan dengan keinginan publik yang ingin mengetahui siapa saja
yang akan menjadi bagian dari struktur tim sukses Prabowo-Sandiaga
Faktanya, kubu Prabowo
justru tidak berbicara soal itu ketika memberikan keterangan pers.
Sebelumnya, sejumlah
media massa menyebutkan bahwa mantan Panglima TNI Djoko Santoso sudah disiapkan
sebagai ketua Tim Sukses Prabowo-Sandiaga, bila memang kubu Prabowo sudah solid
mengenai Djoko Santoso, seharusnya langsung diumumkan.
Tunggu apa lagi?
Keberadaan di konferensi pers semalem yang muncul juga tiga orang, yakni
Prabowo, Sandiaga, dan Shohibul Iman, jelas sekali menunjukkan mereka tak siap.
Akhirnya, karena sudah diagendakan untuk memberikan keterangan pers, mereka
mengeluarkan kritik-kritik terkait isu ekonomi. Kritiknya juga itu-itu saja,
karena memang tak siap.
Kita bisa membaca jelas
ketidaksolidan di kubu Prabowo-Sandiaga, seperti ketika Partai Demokrat yang
sejak awal terlihat tidak sepenuhnya mendukung Prabowo-Sandi, Demokrat memang
cuma sebatas "Formalitas saja" Demokrat mengusung karena tak mau
tertinggal di Pilpres 2024
Semalem, Prabowo
membela dirinya terkait tidak memberitakan soal timses, padahal jelas undangan
persnya terkait hal tersebut, dia mengatakan masalah ekonomi ini adalah masalah
bangsa. Masalah tim sukses itu masalah teknis. Nyatanya hari ini setelah
dikritik habis-habisan soal ketidaksiapan dan ketegangan kubu Prabowo Sandi,
hari ini Sandiaga memberikan pernyataan tidak resmi bahwa nama Timsesnya sudah
mengerucut ke Djoko Santoso.
Kan lucu, padahal
semalem mengklaim Timses adalah masalah teknis, padahal undangannya jelas
membahas Timses. Dalih-dalih ngomongin soal ekonomi semalem, eh pagi ini
ngomongin Timses, kan keliatan banget gelagapannya mereka.
Ada yang menarik dari
Erick ini ketika dia terpilih sebagai Timses Jokowi, dimana nama Erick sangat
membuat takut kubu Prabowo Sandi, dalam cover pemberitaan media, nama Erick
ditujukan untuk meraup suara milenial, namun dalam kacamata kura-kura saya
tidaklah demikian, nama Erick ditujukan untuk menggandeng pasangan elite
pengusaha kelas atas setingkat Sandiaga.
Pengalaman DKI Jakarta
membuktikan, jual "ayat dan mayat" tidak cukup membuat konsistensi
suara mengerucut ke Anies Sandi, Sandi dulu bersafari mengunjungi berbagai
macam elite pengusaha, yang mana kala itu dia janjikan sebuah kontrak politik
bagi mereka. Saat itu Sandiaga hanya bercerita kepada media, bahwa pengusaha
yang dia undang nantinya akan jadi mentor di OK OCE, tapi mana tau bukan? Ada
pembahasan lain diluar hal tersebut. Keyakinan saya menguat ketika memang
Sandiaga memberikan ancaman, jangan sampai dukungannya telat kepada saya.
Artinya, nama Sandiaga
memang dikuncikan pada pemilih suara pengusaha yang punya power kepada setiap
karyawannya. Ketika Erick datang sebagai penyeimbang, maka ancaman-ancaman politik
yang dibebankan kepada pengusaha nanti oleh Sandiaga, akan mental, karena Erick
memberikan antidote atau penawarnya.
Milenial itu masih
belum terlalu memikirkan politik, ada beberapa saja, selebihnya mereka sibuk
dengan dunianya masing-masing, kecintaan mereka terhadap politik hanya
didasarkan pada kecintaannya pada seorang tokoh. Saya cukup percaya diri bahwa
milenial sangat mencintai Jokowi. Tapi belum tentu dengan para pengusaha. Erick
hadir sebagai tokoh yang akan berbicara dengan setiap pengusaha di Indonesia,
bahwa bilamana ada ancaman-ancaman dari oknum tertentu, anggap saja tidak ada.
Karena Erick bisa menjaminnya.(seowrd/red)