Bandung, SI
Sebagai bentuk
pengakuan dan apresiasi terhadap prestasi masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa
Barat tahun ini kembali memberikan penghargaan keteladanan kepada 60 inovator
maupun orang yang memberikan keteladanan di bidangnya. Penghargaan yang
diberikan rutin setiap tahun ini juga merupakan rangkaian dari peringatan HUT
RI Ke-73 tingkat Jabar.
Penghargaan diserahkan
langsung oleh Penjabat Gubernur Jabar Mochamad Iriawan di Gedung Sate Bandung,
Rabu (15/08/2018) lalu. Iriawan menuturkan, apresiasi ini merupakan bukti bahwa
banyak SDM Jabar yang berkualitas dan melakukan terobosan di berbagai bidang.
"Saya bangga memberikan penghargaan kepada masyarakat Jabar ini, ternyata
banyak SDM berkualitas," kata Iriawan.
Ke-60 penerima
penghargaan ini telah melalui tahapan seleksi dari tim penilai. "Penilaian
ada timnya ya karena sebetulnya banyak sekali yang berprestasi, ini sesuai
pilihan tim penilai," lanjut Iriawan.
Ia berharap, hasil
inovasinya bisa berkontribusi untuk kemajuan pembangunan Jabar. Untuk itu
Iriawan meminta kepada mereka untuk membagikan ilmu dan pengalamannya kepada
masyarakat lain.
"Saya meminta
kepada mereka untuk bisa membagikan ilmunya karena ternyata banyak sekali yang
bermanfaat, seperti tadi ada inovasi dari sampah plastik diolah menjadi solar
lalu diurai lagi menjadi bensin dan minyak tanah. Ini berguna untuk kemajuan
Jabar dan mereka ini yang mendorong pembangunan di Jabar," ungkapnya.
Disamping itu juga,
sebagai bentuk dukungan, Pemprov Jabar akan menindak lanjuti beberapa karya
inovator agar bisa diaplikasikan di seluruh Jabar. "Kedepannya sebagai
apresiasi juga kita nanti akan dibicarakan dengan Bappeda terutama
terobosan," jelas Iriawan.
Salah seorang penerima
penghargaan, Kustiaman, warga asal Gedebage Bandung ini mengaku senang.
Inovasinya dihargai oleh Pemprov Jabar bahkan rencananya akan dibuat secara
komunal. Kustiaman menjelaskan kepada Pj Gubernur bagaimana Ia menemukan bahan
bakar yang kini sudah bisa digunakan untuk mesin kendaraan sepeda motor,
traktor dan penggiling padi.
"Jadi plastik itu
kan bahan dasarnya minyak bumi kemudian setelah menjadi sampah kan susah
terurai oleh alam, maka saya cari solusinya agar dikonversi dikembalikan lagi
ke alamnya yaitu ke minyak bumi lagi dengan cara proses penyulingan tanpa
oksigen. Mesinnya juga saya yang membuat," papar Kustiaman.(Humas dan protokol Setda jabar/red)